Labels

Jumat, November 02, 2007

FISIKA DA'WAH

Tahukah sodara-sodara tentang magnet? Oh tentu, pasti jawabannya "ya". Dalam kehidupan kita, magnet pasti diperlukan oleh kita. Speaker, motor, de-el-el deh.

Nah sodara-sodara, kebetulan saya pernah mendapatkan mata kuliah electromagnet. Ir. Tiur Simanjuntak, adalah dosen mat-kul tersebut. Beliau terkenal dengan "killer", hehehe saya pun kudu ngulang dua kali. (dosennya killer ato sayanya yang oon ya?) emang sih temen-temenpun banyak yang mengalami hal yang sama.

Pada satu hari, ketika saya sedang rajin-rajinnya kuliah, Pak Tiur nih menyampaikan bahan mata kuliah tentang magnet. Pokoknya seluruh sisi tentang magnet dia bahas. Mulai dari jenis benda berdasarkan kemagnetan, proses menjadikan benda yang awalnya bukan magnet menjadi magnet, dan yang lainnya.

Pada kesempetan kali ini, saya ingin mencoba mengulang sekilas apa yang disampaikannya (kurang lebihlah, kalo mirip banget saya pun dah lupa, maklum dah jadul).

Menurut teori yang disampaikan Pak Tiur, benda berdasarkan kemagnetan dibagi menjadi empat:

  1. Ferromagnetic, benda yang memiliki sifat-sifat magnet.
  2. Diamagnetic, benda yang tidak memungkinkan memiliki sifat-sifat kemagnetan.
  3. Paramagnetic, benda yang memiliki potensi untuk menjadi magnet.
  4. Antiferromagnetic, benda yang mirip dengan paramagnetic, punya potensi menjadi magnet (saya lupa tuh bedanya, mungkin sodara-sodara bisa ingetin saya)

Kenapa bisa beda sih? Kata Pak Tiur, karena di dalam setiap benda memiliki dipole (partikel yang memiliki kutub). Dan setiap benda, memiliki dipole yang secara susunan berbeda-beda. Kalo ferro, dipole-nya tersusun secara rapi (searah, sehingga membentuk kutub pada benda tersebut). Diamagnetic, susunan dipole-nya sangat tidak teratur, dan tidak mungkin bisa diatur (ex. Kayu), karenanya tidak mungkin menjadi magnet. Sedangkan para dan antiferro, dipole yang ada di dalamnya tersusun tidak rapi ato juga saling meniadakan, namun mempunyai potensi untuk dirubah menjadi rapi (searah sehingga bisa memiliki kutub).

Pak Tiur pun melanjutkan pembahasan dengan bahasan tentang bagaimana merubah benda para dan antiferro agar bisa menjadi ferromagnetic. Dia bilang, proses merubah itu dinamakan magnetisasi. Ada dua cara yang umum, yang dapat dilakukan oleh orang-orang untuk merubah menjadi magnet.

  • Proses sederhana adalah mendekatkan/menempelkan benda para dan antiferro ke benda ferromagnetic. Proses ini mudah, kita tidak perlu mengeluarkan energy besar, sehingga sifat yang melekat pada ferromagnetic bisa menular. Memang proses ini lama. Dan belum tentu cepat, apalagi kalo benda yang ditempelkan tersebut kemudian dilepas, jika belum sama sekali tertular sifat magnetnya, maka dia tidak mungkin berubah.
  • Proses yang lain adalah dengan mengeluarkan energy yang cukup besar. Yaitu dengan cara menggosokkan benda para dan antiferri dengan benda ferromagnetic. Cara menggosoknya pun tidak sembarangan, tidak bisa digosoknya bolak-balik, tapi harus searah. Ini dimaksudkan agar dipole yang ada di dalam benda tersebut bisa menjadi searah.

Sodara-sodara,

Itu adalah cuplikan singkat dari matkulnya electromagnetic dengan dosennya Tiur Simanjuntak (di SMA pun sudah diajarkan secara umum, bahkan mungkin SMP juga sudah).

Saya mendengarkannya dengan seksama, sambil merenungkan tentang makna apa yang disampaikan Pak Tiur dengan kegiatan sehari-hari saya bersama teman-teman, yaitu kegiatan "dakwah".

Dalam perspektif dakwah (Islam), bahwa manusia dibagi menjadi beberapa "jenis". Ada mu'min (muslim), kafir, munafik dan 'hanif'. (sama dengan jenis benda berdasarkan kemagnetan).

Mu'min, adalah "jenis" manusia yang taat kepada Allah SWT (ferromagnetic). Mu'min memiliki dipole yang terarah (lurus), tujuan hidupnya hanya untuk Allah SWT, Allah oriented. (QS. Al Baqarah : 1-5)

1. Alif laam miin[10].

2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],

3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.

4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].

5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

Yang kedua adalah kafir. Menurut Surat Al Baqoroh ayat 6 – 7, Allah menjelaskan bahwa mereka tidak akan pernah beriman, karena mereka telah Allah kunci mati hati mereka.

6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka[20], dan penglihatan mereka ditutup[21]. dan bagi mereka siksa yang Amat berat.

Ini mirip dengan diamagnetic, yang memiliki dipole yang sangat tidak teratur. Sulit dirubah.

Yang ketiga dan keempat adalah munafik dan hanif. Mereka masih punya potensi berubah. Sama seperti paramagnetic dan antiferromagnetic, dipolenya tidak teratur tetapi masih bisa diatur, dirubah menjadi searah (lurus).

Sodara sekalian,

Tugas orang-orang yang sudah tahu adalah melakukan proses magnetisasi, merubah orang-orang menjadi muslim/mu'min yang kaa-fah (mu'min seharusnya). Dalam bahasa para du'at, disebut tarbiyah.

Sama seperti magnetisasi, dalam tarbiyah-pun mempunyai banyak cara, dan kebetulan cara yang telah diajarkan Rasulullah SAW pun sama seperti magnetisasi.

  • Mendekatkan (menempelkan) seorang yang akan ditarbiyah dengan ulama (orang-orang sholeh), yang jika terus menerus berada disamping orang sholeh tersebut, maka akan mudah untuk tertular menjadi sholeh juga. (inget lagu tombo ati ya). Ato juga ibarat, kita bergaul ma orang yang jualan minyak wangi, maka kita akan kecipratan wanginya.
  • Mengadakan proses formal dalam bentuk tazkiyah, ta'lim, tilawah, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Proses ini tidak bisa sembarangan, karena setiap orang berbeda karakter (awal) sehingga pendekatannya pun berbeda-beda. Disinilah energy yang besar harus dikeluarkan. Mungkin diawal sudah ada penolakan, tidak mau ditarbiyah (bisa jadi yang ketemu adalah orang kafir/munafik).

Ooh, saya sambil manggut-manggut (mungkin ya), mencoba memahaminya. Maksudnya memahami makna electromagnet dalam dunia dakwah. Malah, materi "dunia"nya gak kefikiran (hehehe).

Mudah-mudahan, dengan memahami electromagnetic dakwah, kita bisa menerapkan teori dakwah menjadi praktek yang elok (tepat).


Wallahu a'lam


Thanks to my friend (DR. Agustino, atas waktunya untuk mengingatkan tentang materi electromagnetic-nya)


0 komentar: