Labels

Sabtu, November 03, 2007

MEDAN MAGNET THAWAF

Sebentar lagi, jutaan ummat Islam akan menunaikan ibadah haji ke Makkah Al Mukarromah. Mungkin ada diantara sodara-sodara MPers juga ada yang akan berangkat menunaikan ibadah tersebut, insya Allah.

Saya teringat dengan dosen saya, Tiur Simanjuntak (masih dia). Ya yang muncul juga pada FISIKA DAKWAH. Dari namanya kita tahu beliau orang mana, betul beliau dari Batak. Dan ngajar elektromagnetik.

Dan suatu hari, Pak Tiur berjumpa dengan mahasiswanya (termasuk saya). Beliau pun menyampaikan teori induksi magnet. Tdk perlu saya rinci apa yang beliau sampaikan. Namun, hanya penggalan yang menurut saya sangat menarik. Yaitu ketika bertanya:

"Eh, mana yang Islam?" Kita-kita yang dengernya pada kager, kok Pak Tiur nih nanyanya gitu, wah pasti dia tuh mau nyinggung ummat Islam, fikir beberapa temen-temen, juga termasuk saya.

"Tahu gak lu, kalo haji ada kaitannya dengan teori induksi magnet?" Tanya beliau, namun tidak menunggu jawaban mahasiswanya, Pak Tiur pun bicara lagi. "Ah elu sih gak bener Islamnya" (maksudnya kite-kite orang nih tidak memahami Islam dengan bener).

"Gini nih…." Beliau pun menjelaskan hubungan haji dengan magnet.

Lo, liat nih tangan saya, jari-jari saya kepal, dan ibu jari saya angkat. Dalam teori induksi magnet, jika ada medan magnet mengelilingi ibu jari ke kanan, maka akan timbul arus listrik dari bawah ke atas. Nah kaitannya dengan haji apa? Ya dalam ibadah haji ada salah satu rukunnya yaitu thawaf. Thawaf dilakukan dengan cara mengelilingi ka'bah ke sebelah kanan. Pada saat itu, timbul arus/hubungan antara seorang hamba dengan Sang Penciptanya, Allah.

Nah, gituuu. Jadi, ibadah haji (thawaf) adalah sebuah prosesi yang menimbulkan hubungan yang sangat dekat dengan Allah SWT. Mudah-mudahan, para hujjaj bisa menjadi hamba yang selalu dekat dengan Allah, setiap saat, di mana saja. Termasuk di Indonesia, yang sudah sangat banyak para hujjaj-nya.

Sebagai bahan instrospeksi kita, bangsa Indonesia, dengan banyaknya orang-orang yang sudah melaksanakan ibadah haji, tetapi negeri kita masih dikategorikan Negara yang tidak berdaya, ekonomi, politik, pendidikan, budaya (sekarang lagi heboh, banyaknya budaya Indonesia diklaim sebagai budayanya Malaysia), keamanan dan lain-lain.

Dari sisi ekonomi, kenapa masih banyak yang miskin. Padahal Allah telah mensyariatkan zakat sebagai rukun Islam yang keempat (sebelum haji). Kalau kita asumsikan, 10 juta (hanya sebagian kecil saja) orang bisa berinfaq (bukan berzakat) 100 ribu setiap bulan, maka terkumpul 1 trilyun. Dikalikan 12 bulan, maka terkumpul 12 trilyun. Dengan dana tersebut, bisa dibangun sekolah, rumah sakit, pasar (Islam) dan lain sebagainya….. Nah, sekarang kembali kepada kita, apakah kita mau berubah … Allah SWT berfirman dalam surat Ar Ra'du ayat 11:

11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Maka rubahlah kondisi bangsa kita, hanya kita yang bisa merubahnya.

Wallahu a'lam

Jumat, November 02, 2007

FISIKA DA'WAH

Tahukah sodara-sodara tentang magnet? Oh tentu, pasti jawabannya "ya". Dalam kehidupan kita, magnet pasti diperlukan oleh kita. Speaker, motor, de-el-el deh.

Nah sodara-sodara, kebetulan saya pernah mendapatkan mata kuliah electromagnet. Ir. Tiur Simanjuntak, adalah dosen mat-kul tersebut. Beliau terkenal dengan "killer", hehehe saya pun kudu ngulang dua kali. (dosennya killer ato sayanya yang oon ya?) emang sih temen-temenpun banyak yang mengalami hal yang sama.

Pada satu hari, ketika saya sedang rajin-rajinnya kuliah, Pak Tiur nih menyampaikan bahan mata kuliah tentang magnet. Pokoknya seluruh sisi tentang magnet dia bahas. Mulai dari jenis benda berdasarkan kemagnetan, proses menjadikan benda yang awalnya bukan magnet menjadi magnet, dan yang lainnya.

Pada kesempetan kali ini, saya ingin mencoba mengulang sekilas apa yang disampaikannya (kurang lebihlah, kalo mirip banget saya pun dah lupa, maklum dah jadul).

Menurut teori yang disampaikan Pak Tiur, benda berdasarkan kemagnetan dibagi menjadi empat:

  1. Ferromagnetic, benda yang memiliki sifat-sifat magnet.
  2. Diamagnetic, benda yang tidak memungkinkan memiliki sifat-sifat kemagnetan.
  3. Paramagnetic, benda yang memiliki potensi untuk menjadi magnet.
  4. Antiferromagnetic, benda yang mirip dengan paramagnetic, punya potensi menjadi magnet (saya lupa tuh bedanya, mungkin sodara-sodara bisa ingetin saya)

Kenapa bisa beda sih? Kata Pak Tiur, karena di dalam setiap benda memiliki dipole (partikel yang memiliki kutub). Dan setiap benda, memiliki dipole yang secara susunan berbeda-beda. Kalo ferro, dipole-nya tersusun secara rapi (searah, sehingga membentuk kutub pada benda tersebut). Diamagnetic, susunan dipole-nya sangat tidak teratur, dan tidak mungkin bisa diatur (ex. Kayu), karenanya tidak mungkin menjadi magnet. Sedangkan para dan antiferro, dipole yang ada di dalamnya tersusun tidak rapi ato juga saling meniadakan, namun mempunyai potensi untuk dirubah menjadi rapi (searah sehingga bisa memiliki kutub).

Pak Tiur pun melanjutkan pembahasan dengan bahasan tentang bagaimana merubah benda para dan antiferro agar bisa menjadi ferromagnetic. Dia bilang, proses merubah itu dinamakan magnetisasi. Ada dua cara yang umum, yang dapat dilakukan oleh orang-orang untuk merubah menjadi magnet.

  • Proses sederhana adalah mendekatkan/menempelkan benda para dan antiferro ke benda ferromagnetic. Proses ini mudah, kita tidak perlu mengeluarkan energy besar, sehingga sifat yang melekat pada ferromagnetic bisa menular. Memang proses ini lama. Dan belum tentu cepat, apalagi kalo benda yang ditempelkan tersebut kemudian dilepas, jika belum sama sekali tertular sifat magnetnya, maka dia tidak mungkin berubah.
  • Proses yang lain adalah dengan mengeluarkan energy yang cukup besar. Yaitu dengan cara menggosokkan benda para dan antiferri dengan benda ferromagnetic. Cara menggosoknya pun tidak sembarangan, tidak bisa digosoknya bolak-balik, tapi harus searah. Ini dimaksudkan agar dipole yang ada di dalam benda tersebut bisa menjadi searah.

Sodara-sodara,

Itu adalah cuplikan singkat dari matkulnya electromagnetic dengan dosennya Tiur Simanjuntak (di SMA pun sudah diajarkan secara umum, bahkan mungkin SMP juga sudah).

Saya mendengarkannya dengan seksama, sambil merenungkan tentang makna apa yang disampaikan Pak Tiur dengan kegiatan sehari-hari saya bersama teman-teman, yaitu kegiatan "dakwah".

Dalam perspektif dakwah (Islam), bahwa manusia dibagi menjadi beberapa "jenis". Ada mu'min (muslim), kafir, munafik dan 'hanif'. (sama dengan jenis benda berdasarkan kemagnetan).

Mu'min, adalah "jenis" manusia yang taat kepada Allah SWT (ferromagnetic). Mu'min memiliki dipole yang terarah (lurus), tujuan hidupnya hanya untuk Allah SWT, Allah oriented. (QS. Al Baqarah : 1-5)

1. Alif laam miin[10].

2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],

3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.

4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].

5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

Yang kedua adalah kafir. Menurut Surat Al Baqoroh ayat 6 – 7, Allah menjelaskan bahwa mereka tidak akan pernah beriman, karena mereka telah Allah kunci mati hati mereka.

6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka[20], dan penglihatan mereka ditutup[21]. dan bagi mereka siksa yang Amat berat.

Ini mirip dengan diamagnetic, yang memiliki dipole yang sangat tidak teratur. Sulit dirubah.

Yang ketiga dan keempat adalah munafik dan hanif. Mereka masih punya potensi berubah. Sama seperti paramagnetic dan antiferromagnetic, dipolenya tidak teratur tetapi masih bisa diatur, dirubah menjadi searah (lurus).

Sodara sekalian,

Tugas orang-orang yang sudah tahu adalah melakukan proses magnetisasi, merubah orang-orang menjadi muslim/mu'min yang kaa-fah (mu'min seharusnya). Dalam bahasa para du'at, disebut tarbiyah.

Sama seperti magnetisasi, dalam tarbiyah-pun mempunyai banyak cara, dan kebetulan cara yang telah diajarkan Rasulullah SAW pun sama seperti magnetisasi.

  • Mendekatkan (menempelkan) seorang yang akan ditarbiyah dengan ulama (orang-orang sholeh), yang jika terus menerus berada disamping orang sholeh tersebut, maka akan mudah untuk tertular menjadi sholeh juga. (inget lagu tombo ati ya). Ato juga ibarat, kita bergaul ma orang yang jualan minyak wangi, maka kita akan kecipratan wanginya.
  • Mengadakan proses formal dalam bentuk tazkiyah, ta'lim, tilawah, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Proses ini tidak bisa sembarangan, karena setiap orang berbeda karakter (awal) sehingga pendekatannya pun berbeda-beda. Disinilah energy yang besar harus dikeluarkan. Mungkin diawal sudah ada penolakan, tidak mau ditarbiyah (bisa jadi yang ketemu adalah orang kafir/munafik).

Ooh, saya sambil manggut-manggut (mungkin ya), mencoba memahaminya. Maksudnya memahami makna electromagnet dalam dunia dakwah. Malah, materi "dunia"nya gak kefikiran (hehehe).

Mudah-mudahan, dengan memahami electromagnetic dakwah, kita bisa menerapkan teori dakwah menjadi praktek yang elok (tepat).


Wallahu a'lam


Thanks to my friend (DR. Agustino, atas waktunya untuk mengingatkan tentang materi electromagnetic-nya)


Kamis, November 01, 2007

u_re_my_friend

(email dari adikku tersayang, yang sedang berulang tahun ………)

Bila "Dia" memenggil mu lebih dahulu,

Mohonlah pada Nya apakah dapat membawa seorang sahabat.


 

Bila usiamu sampai seratus tahun,

Aku ingin hidup seratus tahun kurang satu hari,

Jadi aku tak akan merasa hidup tanpa mu,

disisiku.


 

Sahabat sejati , akan

tetap bersama kita,

ketika kita merasa seisi

dunia meninggalkan kita


 

Ayahku selalu berkata,

Bila kamu memiliki banyak

sahabat sejati, , maka

kau akan memiliki kehidupan

yang indah.


 

Jika seluruh sahabat kumelompat

dari suatu jurang,

aku tak akan mengikuti mereka,

Aku akan berada di dasar jurang

untuk menangkap mereka


 

Rangkullah sahabat sejatimu dengan kedua lenganmu


 

Aku akan membimbingmu

dan kau akan membimbingku

begitu sebaliknya


 

Persahabatan adalah satu jiwa

dalam dua raga


 

Jangan kamu berjalan

didepanku, aku tak

dapat mengikuti mu.

Jangan kamu berada di

belakangku ,aku tak bisa

Memimpinmu.

Berjalanlah disampingku,

jadilah temanku.


 

Teman akan mendengarkan

Apa yang kau katakan,

Sahabat sejati akan mendengar

apa yang tidak kamu katakan.


 

Seorang sahabat adalah yang dapat

mendengarkan lagu didalam hatimu,

dan menyanyikan kembali tatkala

kau lupa akan bait-baitnya.


 

Kita semua memiliki peran

yang berbeda dalam hidup ini,

Tapi tak menjadi soal dimana posisi

kita, akan memiliki arti sekecil apapun

peran itu


 

Sahabat adalah Tangan Tuhan untuk menjaga kita


 

Orang asing adalah teman

yang menunggu apa yang akan terjadi.

Sahabat sejati seperti penganan dalam

mangkuk kehidupan


 

avantha@desilver.com

KIMIA PERNIKAHAN

Sekitar tahun 96-an, saya kebetulan mengajar di salah satu madrasah aliyah Baiturrahman di Tegal Laya Sukabumi. Madrasah yang gak terlalu terkenal saat itu, mudah-mudahan sekarang dah berkembang.

Di sana saya mengajar matematika dan kimia. Kadang-kadang fisika juga. Dengan keterbatasan pengalaman dan ilmu, saya mencoba memberikan apa yang saya mampu untuk saya sampaikan kepada siswa-siswa yang ukuran saya sangat bersahaja, berbeda dengan di Jakarta.

Pada saat mengajar kimia, materi yang disampaikan tentang electron valensi. Saya jelaskan terlebih dahulu tentang unsur, table unsur, sampai kepada susunan unsur pada table tersebut. Berlanjut tentang pasangan-pasangan unsure.

Unsur yang berada pada posisi paling kanan, disebut logam mulia, karena mereka memiliki electron valensi yang sempurna sesuai dengan orbit terluarnya, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari pasangan, karenanya kondisi unsure tersebut stabil. Bagi unsure yang berada disebelah kirinya, memiliki electron valensi yang tidak sempurna, bisa kurang atau lebih. Agar mereka stabil, maka mereka akan mencari pasangan (atau dipasangkan). Tentu sesuai dengan kebutuhan unsure itu. Apabila unsure memiliki kelebihan satu electron valensi, maka dia akan mudah berpasangan dengan unsure yang kekurangan satu electron valensi. Kadang kala, unsure yang memiliki kelebihan dua electron valensi bisa berpasangan dengan unsure yang juga kekurangan dua, tapi dia bisa juga berpasangan dengan unsure yang kekurangan satu electron valensi, sehingga mereka dapat stabil. Salah satu contoh adalah Air (H2O). Oksigen berpasangan dengan dua unsure hydrogen. Dan ketika mereka telah berpasangan, mereka menjadi stabil. Bahkan dalam kehidupan ini, adanya Air tersebut sangat penting. Air, antara oksigen dan hydrogen tidak bisa dipisahkan begitu saja. Kecuali mereka mendapatkan tekanan (panas) yang melebihi dari 100 derajat celcius dan secara terus menerus, maka terurailah oksigen dan hidrogennya.

(Karena sudah lama sekali, mungkin ada yang salah apa yang saya sampaikan di atas. Sekarang dah nggak ngajar kimia lagi.)

Pada saat mengajar itulah, saya teringat akan surat Ar Ruum ayat 21, yang sering dijadikan bacaan pada saat walimah temen-temen.

وَمِنْ ءَايَتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُم أَزْوَجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Allah SWT, Yang Maha Tahu, menciptakan manusia berpasang-pasangan agar merasa tentram (stabil) yang diantara pasangan tersebut bisa saling memberikan kasih dan sayang (sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing).

Ternyata, Allah telah menghamparkan ayat-ayat-NYa di muka bumi ini, untuk menunjukkan bahwa Al Quran (Perkataan Allah) adalah benar. Dan tanda-tanda kebenaran dan kebesaran Allah ada dalam diri kita sendiri.

Allah SWT berfirman dalam Surat Fushilat ayat 53:

سنريهم ءايتنا في الأفاق وفي أنفسهم حتى يتبين لهم أنه الحق أولم يكف بربك أنه على كل شيء شهيد

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Ustadz Anis Matta pernah menyampaikan:

"Jangan pernah bermimpi mencari pasangan ideal, tapi carilah pasangan yang tepat. Kita tidak sedang berfikir mencari istri/suami unggul. Carilah istri/suami yang tepat dengan bingkai kita. Sebab ternyata, tidak semua orang cerdas membutuhkan orang cerdas lain. Tidak semua orang gagah membutuhkan wanita cantik." (dari buku Bekal Pernikahan)

Ya, setiap unsure yang mencari pasangan (dipasangkan) tidaklah mencari yang ideal, tetapi sesuai dengan apa yang tepat untuknya. Jika dia cukup dengan satu pasangan, maka dia tidak akan mencari tambahan pasangan yang lain. Tetapi jika memang harus lebih, maka dia akan stabil dengan berpasangan dengan lebih unsure (kalau kata temen, pasangan unsure tidak akan melebihi empat). Sekali lagi disini membuktikan bahwa Al Quran benar.

Dan setiap unsure bisa saja berpisah (terurai) dengan sebuah proses yang juga tidak mudah. Demikian pula dengan manusia, tidak 'akan' bercerai, jika memang sejak awal proses sudah benar. Dan proses bercerainya pun melalui tahapan yang tidak mudah. Karena itu, Rasulullah menyampaikan bahwa Ath Thalaq adalah sesuatu yang halal tapi dibenci Allah.


Yaa Allah,

Persatukan kami sebagaimana Engkau persatukan Adam dan Hawwa

Persatukan kami sebagaimana Engkau persatukan Muhammad dan Khadijah

Persatukan kami sebagaimana Engkau persatukan Ali dan Fathimah.


Wallahu a'lam bish showab